Angels Of The Rainbow (Alicia’s Story)


Title : Angels Of The Rainbow (Alicia’s story)

Author : Rea

Cast :

– Alicia as Choi Sun Hi

– Kim Ryeo Wook

Fb : http://www.facebook.com/rea.xetia

Twitter : http://www.twitter.com/RK_Soohee_

Support Cast : find by yourself

Genre : fantasy

Length : series

Rated : general

Disclaimer : author kembali dengan seri ke 5

Happy Reading~








Tampak seorang pegawai di toko Somnia menghampiri sebuah meja yang diisi oleh dua orang perempuan berbaju hitam, sudah sejak tadi kedua perempuan itu tidak beranjak dari tempatnya dan 10 menit lagi toko akan tutup.

“Silyehamnida, toko kami akan tutup 10 menit lagi.” Ujarnya ramah walaupun dalam hatinya kesal, kedua perempuan itu diam saja. Pegawai tersebut menghembuskan nafasnya kasar dan kembali ke dapur.

“Taeri~ya! Kenapa wajahmu masam seperti itu?” tanya salah satu pegawai Somnia.

“Toko kita sebentar lagi akan tutup, tapi kedua pengunjung itu tidak segera pergi.” Pegawai yang menjadi sahabat terbaik Taeri pun melihat meja nomor 10.

“Sepertinya aku kenal dengan mereka.”

“Mwoya?”

“Ah aniya, kau berkemas saja. Aku akan menyuruh pergi kedua pengunjung itu.”

“Geuraeyo. Sunhi~ya, kuserahkan semuanya padamu. Aku berkemas dulu.” Alicia mengangguk, ia ambil tasnya dan menghampiri kedua pengunjung itu.

ZYUTT

“AAA!!!”

“Sedang apa kalian disini, huh! Kajja kita pulang!” Alicia menjewer telinga kedua pengunjung itu dan menyuruhnya pulang.

“Sunhi~ya chamkaman!” Seorang pemuda keluar dari toko Somnia sambil membawa sebuah bungkusan.

“Chef Ryeowook!! Ada yang bisa saya bantu?”

“Ige, ada beberapa potong kue yang tersisa. Bukankah kedua adikmu sangat menyukai kue.”

“Ah gomapseumnida.” Alicia mengambil bungkusan itu, kedua mata Ryeowook tampak melirik kedua perempuan disebelah Alicia yang tengah mengelus telinga mereka.

“Sunhi~ya, geudeul-eul nugu?”

“Oh… mereka adik-adikku. Perkenalkan diri kalian.”

“Annyeong haseo, Youngmi imnida.”

“Annyeong haseo, Soohee imnida.”

“Baiklah chef, kami pulang dulu. Silyehamnida.”

@Apartment

Emma dan Virgo menekuk wajah mereka, kemarahan Alicia belum reda rupanya. Sejak pulang tadi, gadis yang surainya telah berubah menjadi warna biru itu terus mengomel pada mereka berdua karena masalah tadi. Masalah yang bisa dibilang sangat kecil.

“Kenapa kalian berdua menyusulku? Apa kalian tahu apa yang akan terjadi jika malaikat hitam itu datang dan menyerang kita semua? Kalian tahu!!”

“Ma-maafkan kami, kami hanya bosan di rumah.”

“Lain kali dipikir dulu jika ingin bertindak!” Alicia berjalan ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan kasar.

“Apa yang terjadi?” Emma mengendikan bahu menjawab pertanyaan Virgo.

===ooo===

Iris hitam Alicia terus menelisik setiap pengunjung yang datang, ini benar-benar tugas yang berat untuknya. Sejujurnya ia tidak mau menerima tugas ini tapi apa daya, kekuatannya sudah melebihi batas.

“Sunhi~ya, bisa temani aku ke supermarket malam ini? Bahan-bahan di lemari penyimpanan sudah habis.”

“Baiklah chef.” Alicia kembali membuat adonan, tak berapa lama kemudian ia merasakan kalungnya memancarkan cahaya dan menyerap semua oksigen yang berada disekitarnya.

“Sunhi~ya, kau kenapa??” Alicia tak bisa menjawab, ia butuh air. Alicia segera bergegas menuju lemari penyimpanan dan jatuh terduduk bersandar pada sebuah rak.

Telunjuk kirinya ia arahkan ke mulut dan setetes air jatuh mengaliri tenggorokkannya.

“Aneh… kenapa kalung ini bersinar? Bukankah seharusnya kalung ini bersinar jika salah satu malaikat hitam itu ada disini? Sepertinya aku harus lebih waspada.” Alicia bergegas kembali melanjutkan pekerjaannya sebelum orang-orang mulai curiga.

Sesuai janji, Alicia dan Ryeowook pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan dapur. Kedua iris mata Alicia berputar menelisik keadaan sekitar untuk memastikan kalau mereka aman.

“Sunhi~ya apa yang kau lakukan? Kau kehilangan sesuatu?” tanya Ryeowook sesekali menoleh ke arah Alicia.

“Tidak apa-apa, chef. Chef fokus saja mengemudi nanti kita tertabrak kalau chef tidak fokus.” Ucapan Alicia tadi mampu membuat Ryeowook tersenyum. Alicia memegang sabuk pengamannya dan bersyukur kalau tidak ada satu malaikat hitam yang mengikutinya.

Ryeowook mengambil sebuah trolly dan mereka berdua mulai membeli barang-barang yang sudah habis seperti keju, coklat, susu bubuk dan lainnya. Sesekali Ryeowook meminta pendapat Alicia untuk memilih mana keju yang cocok.

BYUR

Tanpa sengaja, seorang pemuda menumpahkan secangkir kopi yang membasahi blazer putih yang Alicia kenakan. Pemuda itu hendak membantu membersihkan blazer Alicia namun pemuda itu harus pergi.

“Musun iriya?” tanya Ryeowook ketika dirinya selesai memilih kiwi dan lemon.

“Gwaenchana, tadi ada seorang namja yang menabrakku dan minumannya tumpah mengenai blazerku.” Ryeowook menatap blazer Alicia yang sepertinya tidak apa-apa.

“Hajiman… kenapa blazermu tidak basah?”

“Geugeon.. Geu…” Ryeowook tersenyum, kini pandangannya tertuju pada leher Alicia.

“Kalungmu… menyala. Apa terdapat jaringan listrik didalamnya?”

“Ne???” Alicia buru-buru menutupi liontin kalungnya dengan telapak tangan, “Ne… kalung ini bisa menyala jika aku… lapar,” lanjutnya.

“Ah… jadi kau lapar? Kajja, kita selesaikan belanjaan ini lalu kita makan malam bersama.”

“Ne, kajja!” Alicia membiarkan Ryeowook berjalan terlebih dahulu, iris hitam gadis itu kembali menelisik keadaan supermarket. Memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang didepannya, ‘Aku tidak bisa mencium aromanya. Tapi… kenapa kalungku terus bercahaya? Ini sudah kedua kalinya, tapi aku tak menemukan sosok itu.’

“Sunhi~ya palli!”

“Ne!!”

===ooo===

KRING KRING KRING

Gema bunyi telpon tak membuat kedua kakak beradik itu beranjak dari tidurnya, jika dihitung mungkin sudah 5 kali telepon rumah mereka berdering.

KRING KRING KRING

“Emma, angkat teleponnya!”

“Kau saja yang mengangkatnya!” Gadis bersurai merah keunguan itu merebut guling sang adik yang berjalan keluar kamar untuk mengangkat telepon.

“Yeoboseyo… ne, akan aku bawakan sekarang.” Dengan mata tertutup, gadis itu beranjak ke dapur untuk mengambil barang bawaan yang diperintahkan sang penelepon tadi.

“Yang merah atau yang biru?” tanyanya terkantuk-kantuk.

“Aku bawa saja keduanya.” Diambilnya bungkusan berbeda warna itu, ia pakai jas hujannya dan berteriak, “Emma!!! Aku akan mengantarkan barang Alicia sebentar!!!” Gadis itu bergegas keluar sebelum dimarahi sang kakak yang sudah menunggu.

“Virgo!!!” Panggil Alicia ketika melihat Virgo, gadis bersurai ungu itu tersenyum dan menghampiri Alicia.

“Ini barangnya.”

“Gomawo, dimana Emma?”

“Dia masih tertidur. Kalau begitu, aku pulang dulu. Aku… belum mandi hehehe.” Virgo menyengir menampilkan deretan giginya yang rata.

“Ya sudah, hati-hatilah.” Alicia menunggu Virgo hingga gadis itu benar-benar menaiki bis menuju rumah mereka, setelah itu ia kembali ke dapur.

Pembeli hari ini sangatlah banyak, semua pegawai Somnia bekerja keras bahkan mereka merelakan waktu istirahat mereka untuk melayani pembeli.

“Choi Sun Hi!!” Panggil seorang wanita paruh baya.

“Iya manager, ada yang bisa saya bantu?”

“Letakkan kardus ini di gudang!”

“Ye, akan saya letakkan sekarang. Silyehamnida.” Alicia membawa dua kardus itu dan meletakkannya ke gudang, ia susun kedua kardus itu di tempat yang mudah dijangkau.

“Guk… guk!” Alicia menoleh, mendapati seekor anak anjing yang tergeletak lemas.

“Aigoo, siapa yang tega meletakkanmu disini?” Alicia meletakkan anak anjing itu dipahanya dan memberikan minum dengan air yang keluar dari jari telunjuknya.

Keadaan anak anjing itu kini lebih baik, bahkan sahabat manusia itu menjilat tangan Alicia sebagai tanda terima kasih.

“Aku harus pergi, tapi kau tenang saja… aku akan mengunjungi besok. Annyeong.”

“Guk guk…!” Alicia meninggalkan anak anjing itu dan segera keluar sebelum ada yang melihatnya.

Ia berpapasan dengan Ryeowook di depan gudang, rasa khawatir tersirat jelas diwajah pemuda itu.

“Apa yang kau lakukan didalam sana?” tanyanya.

“Manager Nam menyuruhku untuk meletakkan kardus bekas.”

“Apa kau melihat sesuatu?” Alicia menggelengkan kepala, ia tidak akan memberitahukan pada siapapun tentang penemuannya, “Apa chef kehilangan sesuatu?”

“Ah aniya, lanjutkan pekerjaanmu.”

“Geureom, silyehamnida.” Alicia berjalan mendahului Ryeowook yang masih menatap gudang itu. Sebelum benar-benar pergi, Alicia menoleh kebelakang sesaat menatap Ryeowook.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, ini saatnya toko tutup. Tampak Alicia mengambil beberapa sisa kue ke dalam tasnya, hal ini merupakan kebiasaan wajib untuk para pegawai Somnia. Mereka bebas mengambil kue sebanyak yang mereka mau jika kue penjualan hari itu tidak habis.

Selesai berkemas, Alicia mengendap-endap pergi menuju gudang untuk menemui teman kecilnya.

“Sunhi~ssi! Sedang apa kau disini?!” tanya manager Nam dengan tatapan menyelidik.

“Eh… tadi… sepertinya gelangku tertinggal di dalam gudang. Jadi, aku harus mengambilnya… iya seperti itu.”

“Selesai kau mengambil gelang kau harus segera pergi dari gudang!”

“Y-ye…” Alicia menatap aneh kepergian manager Nam, ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan.

CEKLEK

Ia panggil anak anjing yang ia temukan, ia berikan sepotong kue untuk anak anjing itu agar dia bisa makan enak.

“Guk guk!” Anak anjing itu menarik celana Alicia, berharap gadis itu mau mengikutinya.

“Hey, ada apa?” Alicia terus mengikuti anak anjing itu hingga sebuah suara menghentikannya, “Choi Sun Hi??” Alicia menoleh dan mendapati Ryeowook berdiri di depan pintu.

“Ye, chef.”

“Sedang apa kau disini? Bukankah seharusnya kau sudah pulang?”

“Ah… itu… aku akan pulang sekarang, silyehamnida.” Alicia melewati Ryeowook dengan canggung.

@Apartment

Kedatangan Alicia begitu ditunggu oleh kedua adiknya, sebenarnya bukan Alicia yang mereka tunggu melainkan kue yang dibawa Alicia.

Gadis itu pergi ke dapur untuk menyiapkan kue dan membawanya ke ruang tamu sambil berbincang. Virgo yang menatap Alicia tak bersemangat pun bertanya, “Kenapa wajahmu seperti benang kusut seperti itu?”

“Siapa? Aku?” Virgo mengangguk.

“Entahlah, aku merasa ada yang aneh dengan kalungku. Beberapa hari ini kalungku sering menyala tapi aku tidak merasakan aura dari malaikat hitam itu.”

“Mungkin… mereka merencanakan sesuatu yang tak terduga seperti yang di alami Candice dan Julia.” Tukas Emma.

“Sepertinya kau benar, aku harus lebih waspada.” Alicia menatap Emma dan Virgo secara bergantian sebelum ia memutuskan untuk tidur.

===ooo===

“Sunhi~ya!!” Taeri memanggil Alicia ketika ia melihat Alicia hendak masuk ke dalam toko.

“Waeyo?”

“Ige… tolong letakkan ini di meja chef.” Taeri menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat.

“Ige mwoya?”

“Mollayo, tolong izinkan aku ne… hari ini aku tidak bisa masuk karena ada urusan yang sangat penting sekali.”

“Mmm… baiklah.”

“Gomawo.” Taeri tersenyum, memeluk gadis itu sebelum pergi.

Alicia masuk ke dalam ruangan Ryeowook untuk meletakkan amplop tadi, tak selang berapa lama Ryeowook masuk ke dalam ruangannya. Alicia menjelaskan apa yang ia lakukan sekaligus meminta izin pada Ryeowook kalau Taeri libur hari ini. Ryeowook mengangguk, gadis itu pun meninggalkan ruangan pemuda tampan nan berbakat tersebut.

CEKLEK

“Guk guk!” Alicia dikejutkan dengan kehadiran seekor anak anjing, ia pungut anak anjing itu dan meletakkannya ke gudang.

“Apa yang kau lakukan? Kau bisa dibunuh jika ketahuan manager Nam.” Alicia mengelus lembut bulu-bulu anak anjing itu sebelum si hewan imut itu berlari darinya menuju… seseorang.

Alicia mendongakkan kepalanya dan terkejut, orang itu… akhirnya datang.

“Anjing pintar.” Puji orang itu pada anak anjing yang selama ini disayangi Alicia. “Apa kabar… Alicia?” lanjutnya.

“Ja… Jaqueline.” Orang yang bernama Jaqueline itu mendekat sehingga Alicia dapat melihat wajahnya dengan jelas, gadis itu berlari menghindari Jaqueline tapi sialnya Jaqueline menjatuhkan barang-barang berat sehingga pintu tak dapat dibuka.

“Kenapa? Kenapa kau berlari? Kau belum siap bertanding denganku?”

“Aku siap, hanya saja… hanya saja…”

“Hanya saja… ah, aku tahu. Kau tidak bisa melawanku karena tidak ada cairan disekitar sini ‘kan?”

“Kau benar! Tapi… bukankah elemenmu juga air?”

“Ya, elemenku air tapi… aku punya ini!” Jaqueline mengarahkan tongkatnya dan sinar-sinar mulai menyerang Alicia, gadis itu berlari untuk bersembunyi. Ryeowook yang melewati gudang berhenti sejenak karena mendengar keributan, ia kira hanya barang-barang jatuh karena tikus tapi… hatinya berkata lain. Ia pergi ke dapur untuk mencari Alicia, hasilnya… nihil. Ia tak menemukan sosoknya di dapur, ia kembali ke gudang untuk memastikan.

TOK TOK TOK

“Choi Sun Hi!!! Apa kau didalam!!!?” Jaqueline yang mendengar teriakan Ryeowook tersenyum sedangkan Alicia bingung harus melakukan apa.

“Kenapa kau tidak melawanku? Ayolah… bukankah kau dari Sky Heaven. Oh, maaf… aku melupakan satu hal kalau disini tidak ada cairan. Kalau begitu, menyerahlah sekarang!!”

“Tidak!!! Aku tidak akan menyerah… karena aku…” Perlahan, Alicia mulai berubah. Iris matanya berubah menjadi biru bening, sayapnya mulai melebar dan pakaian yang ia gunakan berubah menjadi gaun yang cantik.

“Karena apa!!” Jaqueline tak henti-hentinya menyerang Alicia dan membuat goresan-goresan yang lumayan besar dan perih di tubuh gadis itu.

“Karena aku punya ini!!!” Alicia mengeluarkan pedang bertahtahkan berlian dengan ukiran sebuah tulisan yang ditemukan di Atlantis.

BRAK

“Sunhi… ya…” Alangkah terkejutnya pemuda itu ketika melihat Alicia telah berubah dengan sayap dipunggungnya.

“Ka… kalian siapa?”

“Chef, akan aku jelaskan nanti. Sekarang, kau menyingkirlah!”

“Ne???”

“Palli!!!” Ryeowook tak tahu harus berbuat apa, ini benar-benar memusingkan.

Jaqueline semakin membabi buta menyerang Alicia, peluh-peluh bercucuran tak mereka hiraukan.

“Yakk!!!” Pedang Atlantis Alicia berhasil membuat tanda dilengan kiri Jaqueline, gadis bermata emerald itu tertawa terbahak-bahak seiring lukanya yang menghilang.

“Kau pikir dengan pedang plastikmu itu dapat membunuhku, huh? Jangan bercanda… hahaha.” Alicia mengelap peluh yang bercucuran diwajahnya, ia diam sejenak dan tersenyum.

“Jaqueline!!!”

“Apa!!!”

“Rasakan ini!” Alicia membuat ribuan tombak yang terbuat dari peluhnya sendiri.

JLEB

Tombak peluh itu berhasil menancap diperut Jaqueline dan membuat gadis itu tumbang.

“Sunhi~ya!” Ryeowook mendekati Alicia yang jatuh lemas karena kehabisan tenaga, pemuda itu menanyakan keadaannya yang sepertinya tidak baik-baik saja.

“Chef, kenapa kau masih disini?”

“Aku tidak bisa membiarkanmu terluka sendiri. Jika kau terluka… aku akan ikut terluka.” Entah Alicia mengerti perkataan Ryeowook atau tidak yang terpenting ia merasakan kalau ada ribuan petasan yang meledak di dalam dadanya.

“Cukup drama percintaan kalian! Bagaimana mungkin pemuda sepertimu bisa menyukai perempuan seperti dia? Itu aneh.” Jaqueline bangkit dari pingsannya, ternyata ia hanya berpura-pura.

“Kenapa… kenapa kau tidak mati?”

“Dasar bodoh! Aku tidak mungkin bisa mati secepat itu, tsk! Matilah kalian!” Jaqueline kembali mengeluarkan jurusnya namun ditangkas oleh pedang Alicia.

“Kau boleh membunuhku tapi jangan bunuh dia!” Alicia semakin mencengkram erat pedangnya.

“Kenapa? Kenapa tidak boleh? Bukankah aku mendapatkan bonus untuk memusnahkan kalian? Lagipula… aku tidak tertarik dengan pemuda yang kau lindungi itu.” Alicia berdiri membelakangi Ryeowook.

“Ayo… kita bertarung!” Tatapan tajam Alicia mengunci pandangan Jaqueline, dengan senang hati gadis itu menerima tantangan musuhnya.

Mereka kembali bertarung, kali ini lebih bringas dari sebelumnya. Tak ada ampun bagi Jaqueline maupun Alicia, yang ada dipikiran mereka adalah musuh mereka harus mati detik itu juga.

“Matilah kau!!” Ryeowook yang melihat Jaqueline akan menyerang, langsung berlari menghampiri Alicia hingga dirinyalah yang… mati.

“Chef!!! Chef!!! Bangun!!!” Berulang kali Alicia menampar pipi Ryeowook berharap agar pemuda itu bangun tapi hasilnya… pemuda itu tak kunjung bangun.

“Avada… kedavra…” Lirih Jaqueline sambil mengarahkan tongkatnya ke arah Alicia.

KLONTANG

Pedang titanium itu jatuh dari genggamannya, darah segar mengalir dari mulut Alicia dan rasa kantuk itu mulai menyerang menyebabkan dirinya terjatuh di atas tubuh Ryeowook.

JLEB

Anak anjing itu mengambil pedang titanium milik Alicia dan melemparnya ke perut sang majikan sendiri.

“Dasar… anjing bodoh!!!” Hina Jaqueline didetik terakhir menjelang kematiannya.

===ooo===

Emma dan Virgo menaburkan bunga di makam Alicia dan Ryeowook yang sengaja dikuburkan bersebelahan, untuk saat ini mereka bukanlah manusia. Mereka berubah kewujud asli mereka.

“Terkadang… manusia lebih menyukai cerita yang berakhir tidak bahagia.” Celetuk Emma.

“Kenapa bisa begitu? Bukankah semua orang menyukai akhir yang bahagia? Terutama kaum hawa, mereka sangat menyukai akhir yang bahagia.” Emma menoleh dan tersenyum menatap Virgo yang tampak kebingungan, ia sentuh pundak gadis bersurai ungu itu dan beralih ke pipi sambil mengusapnya.

“Dengarkan aku, Virgo. Sekarang Sky Heaven berada di tangan kita…” Virgo menatap tangannya, “Tanganku kosong.”

“Bukan seperti itu… yang tersisa hanya kita berdua. Kita harus menyelamatkan Sky Heaven apapun yang terjadi tapi… semua ada ditanganmu.”

“Kenapa bisa begitu?”

“Kau tahu apa kehebatan Elise?” Virgo mengangguk.

“Bagus kalau kau tahu, semuanya tergantung padamu karena pemimpin dari malaikat hitam belum juga muncul.”

“Tapi, bisa jadi yang akan menjadi lawanmu adalah pemimpin malaikat hitam itu.”

“Bisa jadi, tapi kemungkinan ia menjadi lawanku hanya 20%. Lakukan yang terbaik!” Emma menarik tubuh Virgo ke dalam pelukannya, mengusap surai ungu itu dengan lembut.

“Aku menyayangimu.” Seru Emma.

“Kami juga menyayangimu.” Timpa Elise, yang lain juga datang dan tentu saja dengan wujud asli mereka. Mereka memeluk Virgo, si bungsu yang mungkin akan menjadi penyelamat mereka.

“Sebenarnya ada apa ini? Apa hari ini hari kasih sayang? Kenapa kalian semua memelukku?” tanya Virgo bertubi-tubi, sedangkan yang lain hanya mampu tertawa. Mereka tidak akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, biarlah gadis itu mencari tahunya sendiri.

Posted on 2014/03/29, in Chapter, Fantasy, Romance, Series and tagged , . Bookmark the permalink. 1 Komentar.

Tinggalkan komentar