Actress and Marriage [After Story]


Judul Cerita    : Actress and Marriage [After Story]

 

Author             : Jeonghoon20180

 

Main cast        : Cho Kyuhyun, Park hyura(Oc),

 

Rating               : Parent Guard (PG), Teen (T)

 

Genre                : Romance. Married Life

 

Length             : Oneshoot

 

 

 

***

Pernikahan, mungkin sebuah kata yang indah bagi seorang yang mengharapkannya tapi bisa juga menjadi sesuatu yang mengerikan bagi orang yang tidak siap akan sebuah komitmen. Lalu bagaimana denganku? Indah? Atau justru mengerikan?

Genap 1 tahun usia pernikahan kami. Benarkah 1 tahun? Entahlah, karena aku baru merasakan indahnya masa pernikahan setalah 7 bulan belakangan ini, karna 5 bulan sebelumnya pernikahan kami hanya sebuah kesepakatan.

 

Dia kembali mendiamiku, kebiasaaan yang kupelajari saat ia marah. Cara marahnya Memang berbeda dibandingkan dengan masa-masa awal pernikahan kami dulu, kali ini ia lebih menggemaskan daripada mengesalkan.

 

“kau sudah menggosok bagian itu lebih dari 3 kali kyu” kataku menggoda saat melihatnya menggerutu panjang lebar sambil menggosok bagian kap mobilnya. Aku baru tau selain menggemaskan dia juga menjadi semakin rajin kalau sedang merajuk. Sebelum mencuci mobil bahkan ia sempat mencabuti rumput di halaman belakang.

 

Dia melirikku sekilas kemudian melempar selang air sembarang dan kembali menggosok bagian samping mobil dengan sabun padahal bagian itu sudah bersih dibilas tapi ia kembali menyabuninya lagi, membuatku menahan senyum. Astaga Cho Kyuhyun kau benar-benar kekanak-kanakan.

 

Oh ya, kami sudah menjual apartemen milik Kyuhyun dan pindah kerumah minimalis yang lebih dekat dengan kampusku. Meskipun minimalis tapi aku sangat menyukai rumah pemberian Jino dan Leeteuk Oppa ini. Tidak kusangka mereka berdua begitu baik dengan menyisihkan sebagian penghasilan mereka dengan membelikan kami sebuah rumah yang mungkin sebenarnya Kyuhyun bisa membelinya sendiri.

 

“sampai kapan kau mau merajuk terus? Aku kan sudah minta maaf” aku berjalan mendekat kearahnya. Dan berhenti saat implusnya menangkapku bergerak mendekatinya.

 

Ia berbalik dan menatapku sebal “kau membuatku menunggu 4 jam Hyura-ya, 4 jam!!” ia sengaja menekankan suaranya pada kata yang terakhir “dan kau melewatkan First Aniversary kita yang sudah kusiap kan sejak sebulan lalu. Kau membuatku usahaku sia-sia!” ia melempar lap ke tanah dengan kasar lalu melewatiku masuk kedalam rumah.

 

Aku menghela nafas dalam. Oke, kuakui aku memang salah. Semalam aku menemukannya tengah tertidur di sofa menungguku dan berbagai persiapannya membuat pesta kejutan kecil-kecilan untuk merayakan ulang tahun pernikahan kami yang pertama. Tapi aku terlambat pulang karena seniorku meminta bantuan di Lab dan aku tidak bisa menolaknya. selain itu ia juga mengetahui mereka yang mengantarkanku pulang, itu semakin memperparah keadaan.

 

aku hendak mencarinya kedalam rumah tapi mataku menangkap nasib mobil Kyuhyun yang masih teronggok menyedihkan karena kekesalan pemiliknya. Dan aku memutuskan untuk menyelesaikannya terlebih dahulu.

 

Saat aku mematikan selang air dan membereskan peralatan cuci Kyuhyun, aku melihatnya tengah memandangiku dari lantai 2 kamar kami. Sejak kapan dia disitu? Aku balas menatapnya dan mencoba tersenyum tapi dia malah melengos. Cih sepertinya kali ini sedikit sulit untuk membuatnya berhenti merajuk.

 

“Kyu, bukankah lebih baik kalau kita merayakan ulang tahun pernikahan kita dengan Jino dan yang lainnya?” setelah berganti piyama aku mencoba lagi berbicara baik-baik dengannya. dia sedang asik memainkan psp kesayangannya sambil bersandar di kepala ranjang.

 

“terserah” sahutnya dingin tanpa melihatku.

Sabar Hyura-ya, kau harus sabar. aku berusaha tersenyum “ kau mau mengadakannya dimana? Dirumah kita atau di rumah Eomma? Atau Eomonim?” aku membuat suaraku seceria mungkin.

“terserah”

Aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar berusaha tersenyum kembali “baiklah sepertinya dirumah kita lebih baik, lagipula kita belum pernah mengundang mereka secara resmi kesini. Oh ya apa kau mau mengundang Chaerin? Hmmm sudah berapa lama kita tidak bertemu mereka, kira-kira……..”

 

Ucapanku terputus karena tiba-tiba Kyuhyun mendengus kesal dan meletakkan Pspnya dengan kasar lalu berbaring memunggungiku. Alisku berkerut melihat kelakuannya. Dia terlalu melebih-lebihkan.

“sampai kapan kau mau marah padaku? Apa yang harus kulakukan agar kau mau memaafkanku?” tanyaku sedikit kesal

Dia tidak menjawab

“apa aku harus menangis dulu dan memohon di kakimu bahwa aku bersalah?” Kyuhyun bangun dan berbalik cepat menatapku tak kalah kesal “kenapa kau harus menangis dan memohon di kakiku?”

 

“lalu kau mau aku bagaimana?” reflek suaraku naik 1 oktaf

“suasana hatiku sedang buruk, jangan bertanya padaku apa yang harus kau lakukan. Kau bisa bertanya pada dirimu sendiri, apa yang seharusnya dilakukan seorang istri” sahutnya tak kalah keras

“yang seharusnya dilakukan seorang istri? Jadi maksudmu selama ini aku tidak menjalankan tugasku sebagai istrimu?” tanyaku tidak percaya

“kau bisa bertanya pada dirimu sendiri” jawabnya sinis dan hendak kembali berbaring tapi aku menahan lengannya. Sungguh aku tidak terima dengan perkataannya.

“katakan! Bagianmana yang tidak kau puas? Bagianmana dari diriku yang kurang dimatamu?” tanpa kusadari suaraku sedikit bergetar, entahlah mungkin perkataannya sedikit menyakitiku.

“apa aku harus menjabarkan satu persatu kewajiban dasar seorang istri?” Kyuhyun tersenyum mencemooh “ternyata tinggal beberapa minggu dengan Eomma tetap membuatmu tidak paham”

“m mwo? Mworago?”

 

Kyuhyun membuang muka dan mendengus kesal kemudian ia kembali manatapku serius. Bisa kulihat kilat marah dimatanya. Apa kesalahanku benar-benar fatal? Aku sudah menjelaskan kenapa aku pulang terlambat tapi kenapa dia tidak mau mengerti?

“kau membuatku menunggu bukan sekali dua kali Hyura-ya tapi hampir setiap hari. Kau selalu pulang lebih larut dibandingkan aku dan kau lebih sering bersama senior-seniormu daripada denganku bahkan di akhir pekan, mereka juga  selalu  mengantarkanmu pulang. Apa susahnya kau menelponku dan memintaku menjemputmu” Kyuhyun menggeram parah saat mengungkapkan kekesalannya.

 

Aku tidak tau ia merasa tertekan dengan jalan yang kupilih. Aku memang menghabiskan lebih banyak waktu diperpustakaan, dilab atau diruang diskusi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Seosangnim. Kuakui, bidang medis bukanlah bidangku. Aku harus ekstra berusaha untuk bisa lulus di setiap kredit yang kuambil. Dan mau tidak mau aku harus lebih sering bertanya pada seniorku dikampus membuat kami menjadi lebih dekat satu sama lain.

 

Setiap malam aku selalu menemukan Kyuhyun menungguku di meja makan, ia rela telat makan malam hanya untuk menungguku selain itu ia juga sering tidur larut hanya untuk menemaniku mengerjakan tugas. Aku juga merasa bersalah dan tidak enak membiarkan suamiku menunggu dan juga membuatnya memakan masakan ahjuma setiap hari. Tapi hingga hari ini ia tidak pernah mengeluh. Kupikir ia bisa mengerti tapi ternyata setiap orang memiliki kadar kesabarannya masing-masing. Dan mungkin Kyuhyun sudah muak mengerti keadaanku.

 

“mianhe, jeongmal mianhe” kataku lemah dan tertunduk “selain ’maaf’ aku tidak tau harus bilang apa lagi padamu. maaf, aku membuatmu tertekan dengan apa yang telah kupilih. Dan aku tidak mungkin memintamu menjemputku karena aku yakin kau pasti lelah. aku hanya….”

Tiba-tiba Kyuhyun menarikku ke dadanya, mendekapku erat tapi aku masih bisa merasakan nafasnya yang memburu. “tertekan? Tentu saja aku merasa tertekan. Melihatmu terlalu berusaha seperti itu. kau terlalu fokus pada studimu dan terkadang membuatmu mengesampingkan aku. Huh, bahkan kita belum sempatHoneymoon

 

Honeymoon?” aku menjauhkan kepalaku untuk melihatnya “bukankah dulu kita pernah ke Hakone?”

“Ya! Apa itu bisa dibilang Honeymoon? Apa kau lupa kita terus bertengkar selama disana?” ucapnya memberengut

“Ahh benar juga, waktu itu kita dalam keadaan yang berbeda” gumamku menyetujuinya. Tanpa sadar aku menarik kedua sudut bibirku mengingat masa awal pernikahan kami.

“apa ada yang lucu?”

Aku menggeleng pelan “aniya, hanya mengingat masa-masa awal pernikahan kita” Kyuhyun tersenyum tipis sepertinya ia memikirkan hal yang sama “oh ya, ngomong-ngomong soal Honeymoon apa kau melihat sesuatu saat di penginapan?”

“penginapan?” tanyanya bingung

“eoh, waktu kita kehujanan”

 

 

Ia terlihat berpikir sebentar seperti mengingat-ingat “ohh maksudmu saat selimutmu melorot kebawah” Kyuhyun hampir terbahak saat mengatakannya.

“seberapa banyak yang kau lihat?” tanyaku was-was

Kyuhyun menatapku seduktive dan tersenyum menggoda “hmm tidak banyak, kira-kira…” ia meraba dadaku dan meremasnya pelan

Plakk

Aku memukul tangannya pelan

“Ya, kenapa memukulku?” protesnya tidak terima

“dasar mesum”

“aishhh lagipula Aku kan sudah melihat semuanya, kenapa tiba-tiba kau malah menanyakan hal itu sekarang?”

Aku mengendikkan bahuku asal “ani, hanya ingin tau saja”

“baiklah, aku sudah menjawabnya. Ada lagi yang ingin kau tanyakan?” aku menggeleng sebagai jawabannya.

 

Ia mengulum senyum “tidur?” aku mengangguk dan ia baru saja mau membentangkan selimut untuk menyelimuti kami tapi aku menahan lengannya “apa kau memaafkanku?” tanyaku penuh harap

“sedikit” sahutnya tanpa memandangku dan masih sibuk menyelimuti tubuh kami lalu menarikku rebah dadanya.

“kenapa sedikit?” aku menjauhkan wajahku melihatnya

“aku akan benar-benar memaafkanmu, kalau kau tidur sekarang dan tidak berbicara lagi karena ini sudah sangat larut” katanya dengan nada sedikit mengancam

“arasseo” sahutku patuh

 

***

 

“Hyura-ya” aku menoleh saat ada yang memanggilku

“oh Yunho Sunbaenim, anyonghasseo” sapaku

“kudengar kau pindah Department? Kenapa?” wajahnya terlihat kecewa. Yunho Sunbaenim adalah seniorku yang selalu membantuku, dia sangat sabar dalam membimbingku dan kupikir hal yang wajar ia kecewa padaku karena aku menyerah di tengah-tengah

“kupikir aku tidak pantas menjadi dokter”

“waeyo? Bukankah kau sudah berusaha? Nilaimu juga sudah semakin baik?”

“aku memiliki bakat dibidang lain, dan sangat sayang kalau aku tidak menggunakannya”

Dia mengangguk meskipun gurat kekecewaan tidak menghilang dari wajahnya “jadi kau pindah ke Film Department?”

 

Aku mengangguk lalu sedkit melirik jam ditanganku

“kau sedang sibuk?” tanyanya lagi

“eoh, mianhe aku harus pergi” kataku sedikit menyesal, kemudian menunduk sebelum pergi meninggalkannya.

 

Siang ini Nammie memintaku menemaninya berbelanja. Kudengar ia sedang berkencan dengan seorang Notaris bernama Kim Jongwoon. Dan dia ingin terlihat cantik didepan kekasihnya. Padahal kukira awalnya ia menyukai kakakku.

 

“bagaimana menurutmu” Nammie menunjukkan gaun berukuran sedang berwarna purple soft

Aku menggeleng tidak setuju “terlalu sederhana”

“benarkah? Kupikir ini lumayan” gumamnya kemudian mengembalikan gaun tersebut ke tempatnya. Aku menatapnya tidak percaya saat tangannya mengambil sebuah bikini yang menurutku err sangat seksi.

 

“kau mau membeli itu?”

“kurasa bukan ide buruk mengajak Jongwoon ke pantai” sahutnya tanpa melihatku dan langsung menyerahkan bikini tersebut pada pelayan “tolong bungkus ini”

“kau yakin akan memakainya?” tanyaku ragu

Ia tidak menjawab dan malah menunjuk deretan gaun tidur dengan dagunya “kau tidak membeli lingerie baru?”

 

Aku menaikkan sebelah alisku “aku bahkan tidak memiliki baju seperti itu di lemariku”

“dasar bodoh” Nammie menoyor kepalaku pelan ‘bagaimana kau bisa memikat hati suamimu?”

Keningku berkerut tidak setuju, memikat hati suami apa? Bagaimana mungkin Kyuhyun menyukai baju setengah-setengah seperti itu, kupikir dia lebih suka aku tidak menggunakan apa-apa.

“memikat dengan baju tanggung seperti itu? cih, jangan bercanda”

Nammie mendengus malas “meskipun bagimu mennjijikan tapi Justru pria menyukai hal-hal yang seperti itu. kau akan terlihat lebih menggoda dan kaum pria sangat menyukai wanita yang bisa menggodanya”

aku suka saat kau menggodaku

kata-kata Kyuhyun saat di basement apartment kami terlintas dibenakku. Benar kata Nammie dia menyukainya.

“menurut mu lebih bagus yang merah atau hitam?” tanyaku langsung dan membuat Nammie tersenyum kecil.

 

***

 

Kyuhyun menaikan satu alisnya saat melihatku menunggunya dirumah dengan meja penuh makanan khas masakanku.

“pulang cepat?” raut wajahnya terlihat terkejut bercampur senang. Aku tidak tau hanya dengan menyambutnya seperti ini bisa membuatnya sesenang ini. Sesuatu hal sepele yang tidak kusadari. Benar kata Kyuhyun, aku terlalu fokus pada kuliahku hingga mengesampingkannya.

Aku menarik dan mendudukannya dimeja makan “ani, aku hanya mengurus kepindahan ku”

“pindah?” dia meletakkan kembali sumpitnya dan melihatku penuh tanya.

“hanya pindah Department, aku pindah ke Film Departement

“kenapa tidak membicarakannya denganku terlebih dahulu?” tanyanya dengan nada sedikit tidak suka

 

“kupikir kau pasti setuju”

Kyuhyun mengambil kembali sumpitnya dan mulai menyuapkan nasi kemulutnya “bukan begitu, aku hanya ingin menjadi orang pertama yang kau beritahu” sahutnya tanpa melihatku dan masih terfokus pada makanannya

 

Aku menggigit bibir bawahku. Apa aku salah lagi? “mian aku…..”

“tidak perlu merasa bersalah” potongnya cepat. Kyuhyun bangkit dari kursinya dan berlutut disampingku. Dia menggenggam tanganku dan mengecupnya sekilas “aku yang seharusnya meminta maaf. apa kau pindah karena ucapanku semalam?”

Aku menggelang cepat “tidak, tentu saja tidak. Ini kehendakku sendiri”

“jika menjadi dokter adalah cita-citamu, maka kejarlah! meskipun setiap malam aku harus menunggumu pulang atau aku harus menemanimu begadang untuk menyelesaikan tugasmu aku tidak masalah. Aku hanya ingin kau sedikit meluangkan waktumu di hari special kita. Hanya itu, diluar itu kupikir ……”

Cup

Kyuhyun mematung saat aku mencium sekilas bibirnya. “malam ini kau sangat cerewet”  Ia tersenyum lalu menarik tengkukku dan melumat bibirku lembut pada awalnya tapi lama kelamaan menjadi lebih menuntut. Aku melepas ciuman kami paksa saat ciumannya berubah menjadi kasar dan penuh nafsu “makan malam kita belum selesai tuan Cho” kataku memperingtakannya

“arasseo”sahutnya cemberut

 

***

 

“agashi, biar aku saja” Kim Ahjumah mengambil VacumCleaner yang  tengah kupegang. Karena aku pindah jurusan, aku baru bisa memulai kuliahku semester depan dan hari ini hari pertamaku dirumah. Setelah menyiapkan sarapan untuk Kyuhyun aku tidak tau harus melakukan apalagi.

“kenapa anda tidak menyiapkan bekal untuk Tuan Cho, agashi” saran Kim Ahjumah

Kurasa usul Kim Ahjuma tidak buruk.

 

Aku tidak memberi tahu kedatanganku pada Kyuhyun, aku ingin memberikannya kejutan. Aku membawa bekal cukup banyak karena selain suamiku, adik ipar dan kakakku juga bekerja di perusahaan ini.

 

“Yuri ssi, apa Kyuhyun ada?”

“Jesoanghamnida Nyonya Cho, tapi Kyuhyun Sajangnim baru saja keluar bersama Klien untuk makan siang” katanya dengan nada menyesal ketika melihatku membawa bungkusan bekal.

“Gwenchana, aku akan menghubunginya” aku berusaha tersenyum sebisaku dan berbalik menuju ruangan Jino. Dia sangat senang dengan kedatanganku yang tiba-tiba dan membawakannya makan siang. Senyumnya tidak pernah lepas dari wajahnya.

 

“Hyung, kemarilah! Kita makan siang bersama” Jino menghubungi Leeteuk Oppa melalui Intercom yang ada di ruangannya. Tidak membutuhkan waktu lama Leeteuk Oppa datang menghampiri kami dan langsung memelukku. Sepertinya kakakku sangat merindukanku.

“mulai sekarang aku akan sering datang dan membawakan makan siang. Jadi kalian tidak boleh makan siang di luar” kataku sambil membereskan sisa makanan Jino dan Leeteuk Oppa.

“Woahh Jinja?” tanyanya antusias dan kelewat senang

“Hey Bocah! Kenapa kau sesenang itu? kau ingin memanfaatkan kebaikan adikku kan agar kau tidak perlu membeli makan siang” tuduh Leeteuk Oppa

“Mwo? Ya Hyung! Jangan samakan aku dengan mu, aku tau kau itu sangat pelit pantas saja kau sulit mendapatkan wanita” kata Jino sambil menggeleng prihatin. Melihat mereka berdebat membuatku ingin tertawa.

“apa kau bilang? Pelit? YAKK! Kau mau mati hah?”

“seharusnya kau belajar dari Hyura, lihatlah dia bahkan mau repot-repot kesini membawakan makan siang untuk  tua bangka sepertimu”

“Ya!! Kau dongsaeng kurang ajar, kemari kau!! Akan kutendang bokongmu” Leeteuk Oppa mengangkat tangannya mengisyratkan agar Jino datang mendekat.

“kau pikir aku bodoh, aku……”

 

 

Klekk

 

 

“Jino-ya, laporan…….”Kyuhyun menatap kami bertiga dengan tatapan bingung tapi sedetik kemudian  wajahnya terlihat suram saat melihat bungkusan bekal yang kubawa. Ia berjalan mendekat dan menarik pelan tanganku “kau datang? Kenapa tidak memberitahuku?”

“oh tadi aku….”

“kita keruanganku” ajaknya. Aku menunduk sedikit kearah Leeteuk oppa dan Jino sebelum meninggalkan mereka tidak lupa aku membawa bungkusanku.

“kenapa tidak menelpon kalau mau datang?” tanyanya sedikit tidak suka. Ia mendudukkanku di sofa besar diruangannya sedangkan ia memposisikan dirinya persis di sebelahku

Aku mengamit lengannya posesif “aku ingin memberikan kejutan tapi kau malah makan siang dengan klien” ujarku sedikit manja. Ia melirikku sekilas lalu mengamati kotak bekal yang ada dimeja rendah di depan kami.

 

“ini untukku?” ia mengambil kotak bekal yang memiliki corak paling berbeda daripada yang lain. Aku memang sengaja membedakanya untuk Kyuhyun.

“tidak perlu dimakan, kau kan baru….” kata-kataku terhenti saat melihatnya melahap bekal yang kubawakan.

 

“bahkan aku bisa memakan semuanya kalau kau yang membawaknnya untukku” ucapnya susah payah karna ia berbicara sambil mengunyah. Mendengarnya berbicara seperti itu rasanya hatiku terbang melayang. Senyumku terkembang begitu saja.

 

Aku memegang kedua pipinya yang menggembung penuh makanan dan tersenyum “makan pelan-pelan tuan Cho” aku mengambil sumpit di tangannya dan mulai menyuapinya.

“aigoo~ orang lain bisa mati karena iri melihat kalian berdua” aku dan Kyuhyun otomatis menoleh kearah sumber suara. terlihat Aboenim berdiri diambang pintu melihat kami malas

“anyonghasseyo Aboenim” sapaku dan sedikit menunduk memberi hormat

“Appa! Kenapa kemari? Kau mengganggu kami!” aku melotot ke arah Kyuhyun tapi ia seolah tidak peduli.

“arasseo arasseo aku akan pergi” aku masih bisa mendengar Aboenim mengumpat pelan sebelum menutup pintu.

 

“kenapa Aboenim kesini?” tanyaku penasaran, setauku beliau sudah pensiun dan menyerahkan posisinya pada Kyuhyun.

“dia ingin memarahiku karena menggunakan hak mu sebagai pemegang saham tertinggi untuk menentukan investasi perusahaan di rapat kemarin. Tapi karena ada kau dan kita terlihat akur dia menelan semua omelannya” jelas Kyuhyun dengan bangga

“Tapi bukankah aku sudah menyerahkan semuanya padamu?”

“Appa tidak suka kau melakukan itu, dia tidak mempercayaiku anaknya sendiri dan lebih percaya padamu” sahut Kyuhyun datar dan tidak terganggu sama sekali dengan kenyataan Aboenim memperlakukannya seperti itu.

 

“apa perlu aku mengganti semua saham itu menjadi atas namamu” tawarku. Aku membereskan kotak makan siang Kyuhyun. dia memakannya dengan sangat baik.

Kyuhyun Mengangkat bahunya asal “bagiku tidak masalah atas nama siapa semua saham itu” katanya lalu bangkit menuju lemari kaca yang ada disudut ruangan dan mengambil Globe berukuran kecil lalu meletakkannya di pangkuanku

“kau mau Honeymoon  kemana?” tanyanya sambil memutar-mutar bola dunia tersebut.

“aku mau ke jepang” sahutku tanpa ragu

“ke Jepang lagi? kenapa kesana lagi?”

 

“kenapa kau tidak suka? Aku hanya ingin menghabiskan waktu di kampung halamanku”

Kyuhyun mendesah “kalau hanya mengunjungi kampung halaman kita bisa kesana setiap akhir pekan lagipula Korea-Jepang tidak tidak terlalu jauh”

Aku mengangguk setuju dan dia tersenyum sumringah merasa mendapat lampu hijau dariku. Dengan bersemangat ia kembali memutar-mutar replika bumi tersebut “bagaimana kalau keliling eropa? Kudengar kebun tulip di Belanda sangat Indah di musim semi, ahh bagaimana dengan Prancis? Kita bisa berkencan romantis seperti di film-film. Pemandangan sungai Seine dimalam hari pasti lebih bagus dari pada sungai Han. Atau kau mau berbelanja Ke Milan? Bagaimana…….”

 

Aku menangkup kedua pipi Kyuhyun memaksanya untuk menatapku “aku akan ikut kemanapun kau pergi”

Kyuhyun menarik kedua sudut bibirnya tersenyum lebar—sangat lebar. Ia mengecup keningku penuh sayang “aku mencintaimu” bisiknya.

 

 

***

 

 

Aku dan Kyuhyun menjadikan Venice sebagai negara pertama yang kami kunjungi. Ia benar-benar melaksanakan apa yang ia ucapkan. Keliling Eropa. Astaga, bahkan saat menjadi artis aku tidak pernah berpikiran melakukan perjalanan seperti ini. Kyuhyun mengambil semua jatah Cuti tahunannya untuk bulan madu kami, dengan resiko ia tidak mendapat libur akhir tahun untuk natal dan Tahun baru. Toh saat itu aku pun sudah masuk kuliah dan aku yakin akan cukup sulit mendapatkan liburan. Jadi kupikir tidak masalah.

 

“kau suka?” tanyanya saat aku tidak bisa menutup mulutku mengagumi keindahan kota air tersebut. Sekarang kami sedang mengelilingi kota Venice menggunakan gondola dan tidak lupa diiring suara merdu dari sang pendayung

 

“eoh, neomu gwiyeobda” Kyuhyun ikut tersenyum, sepertinya ia cukup senang dan bangga pada dirinya karena bisa membuatku terkesan. Ia membenarkan posisi syalku di leher “sedikit  dingin” komentarnya. Aku mengangguk dan meletakan kepalaku dibahunya sedangkan tangannya sudah melingkar di bahuku.

 

Sekembalinya ke hotel aku langsung merebahkan diriku di sofa besar. Rasanya aku tidak sanggup berjalan ke kamar. “kau lelah?” Kyuhyun duduk di pinggiran Sofa

“sedikit”  sahutku sedikit berbohong, bukan hanya sedikit lelah tapi sangat lelah. Setalah perjalan panjang di pesawat aku langsung mengajak Kyuhyun berkeliling kota dan sedikit berbelanja pernak-pernik padahal Kyuhyun bilang kita bisa membelinya saat mau pulang tapi aku tidak mendengarkannya.

 

“kalau begitu kita makan malam di hotel saja”

“tapi kau kan sudah memesan tempat” aku bangun dan menyilangkan kakiku menghadapnya

“tidak masalah aku bisa membatalkan reservasinya, lagipula makanan di hotel juga menyediakan menu asia, bagaimana?” aku mengangguk setuju.

Aku melihat sekeliling restoran dengan perasaan tidak nyaman. Sebagian besar turis menggunakan pakaian formal hanya makan malam. Sedangkan aku hanya menggunakan pakaian casual paduan Blouse sederhana dengan Jeans yang dibalut Coat panjang. Dan Kyuhyun pung hanya menggunakan kemeja panjang yang di lapisi sweater tanpa lengan.

“kau kenapa? Makanannya tidak enak?”

“apa mereka selalu berpenampilan seperti itu saat makan malam?”

 

Kyuhyun tersenyum tipis ”tadi petugas hotel bilang malam ini gubernur yang baru mangadakan pesta perayaan di hotel ini dan para tamu hotel dipersilahkan datang untuk meramaiknnya. Kau mau datang?”

Aku menggeleng pelan “ aku lelah”

 

***

 

Park Hyura kau pasti bisa. Aku memandangi pantulan diriku sendiri dengan rasa malu. Astaga pakaian apa yang kukenakan. Aku berniat mengambil coat ku yang tergantung tapi mengurungkannya kembali. Aku menepuk pelan pipiku berkali-kali berusaha menetralkan degupan jantungku yang berdebar lebih cepat dari biasanya. Bahkan lututku sedikit bergetar membuat kakiku tidak bisa diam dan mondar mandir.

 

meskipun bagimu mennjijikan tapi Justru pria menyukai hal-hal yang seperti itu.

 

Aisshh Han Nammie. Ya ampun, aku bahkan lebih gugup dibanding kan dengan malam pertamaku. Tapi kalau dipikir-pikir aku dan Kyuhyun memang termasuk jarang melakukan hubungan intim. Karena biasanya aku selalu pulang larut dan pasti kelelahan. Tapi hingga hari ini Kyuhyun tidak pernah meminta atau memaksaku untuk memberikan haknya sebagai seorang suami.

 

“Hyura-ya, kau….” Aku berbalik cepat menghadapnya. Kyuhyun melihatku terkejut. Matanya membulat sempurna dan mulutnya terbuka sedikit. Dia melihatku dari bawah hingga atas membuatku sedikit risih dan malu.

 

“ke kenapa tidak mengetuk dulu?” tanyaku susah payah, tanganku mencengkram pinggiran wastafel yang ada dibelakangku.

“kau tidak menguncinya” sahutnya sedikit terbata

“kau mu memakai kamar mandi? Aku bisa keluar sekarang” aku baru saja mau beranjak keluar tapi Kyuhyun berjalan mendekat dan menutup pintu dibelakangnya. Aku memandangnya bingung sampai ia merengkuh tubuhku. Mengirup aroma ku dalam-dalam.

“mau menemaniku mandi?” bisiknya seduktif. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang bagi kami.

 

***

 

Ku kerjapkan mataku dengan susah payah. Rasanya seperti ada lem pekat yang kompak mengapit kedua kelopak mataku. Tapi akhirnya aku berhasil membukanya sedikit demi sedikit. Badanku rasanya remuk tak bertulang. Setelah melakukannya di kamar mandi Kyuhyun membawaku ke ranjang dan kami kembali melakukannya hingga menjelang subuh.

 

Aku tidak tau ia memiliki kekuatan seperti itu darimana karena selama ini ia tidak seperti itu. aku jadi heran bagaimana ia menahannya selama aku tidak melayaninya.

 

“pagi” sapanya. Kyuhyun membawakan nampan sarapan untuk kami. Ia menggunakan kaos biru dipadukan dengan celana santai. Aku bangun dan menutupi tubuh polosku dengan selimut.

“kapan kau bangun?” tanyaku. Dia meletakkan nampan di depanku lalu mengecup keningku sekilas dan merapikan rambutku yang kuyakini lebih mengerikan daripada singa “belum lama” sahutnya lalu menyodorkan teh melati kesukaanku dan aku langsung menyesapnya.

“jam berapa sekarang?” aku melihat ke jendela dan sepertinya matahari sudah cukup tinggi.

Kyuhyun meletakkan sandwich tuna ke piringku dan ke piringnya sendiri

“hampir jam sebelas”

“sesiang itu?”

 

Dia mengangguk dan menggigit Sandwichnya “hari ini kita mau kemana?“ tanyaku penuh harap

Kyuhyun meneguk segelas air dan menggeleng tidak setuju “hari kita beristirahat di hotel saja. Kau terlihat kelelahan dan semalam kau juga tidak tidur”

Aku memberengut “aku kelelahan dan tidak tidur gara-gara siapa?”

“aku tidak akan memulai jika kau tidak memancingku Hyura-ya, lagipula siapa suruh kau menggunakan gaun transparan seperti itu” katanya membela diri.

“Ya! Setiap wanita pasti ingin terlihat seksi”

“Mwo? Seksi?” ia menyipitkan matanya dan memandangku penuh selidik “apa jangan-jangan kau berniat menggunakan bikini saat kita di hawai nanti?”

“tentu saja” godaku

“aisshhh sepertinya aku harus menyewa pantai pribadi” gerutunya. Aku mengulum senyum melihat reaksinya. Suamiku Cho Kyuhyun, aku sangat bersyukur memilikinya meskipun pernikahan kami di awali bukan dengan hal baik dan kehidupan kami pun tidak sempurna, selalu ada pertengkaran-pertengkaran kecil yang tak berarti,tapi selama ada dirinya disisiku aku merasa lengkap dan sempurna.

 

 

 

***

FIN

 

 

 

sesuai janji saya bakal ngasih after story, tapi saya tau ini sequel ga jelas bgt. dan makin pesimis buat nerusin cerita couple ini. so mohon dimaafkan atas ketidakjelasan saya :p :p

 

 

and don’t forget visit my blog jeonghoon20180.wordpress.com ^^
see ya!

Posted on 2014/03/08, in Chapter, Romance and tagged , . Bookmark the permalink. 5 Komentar.

  1. aku langsung baca ini belum baca awalnya,

    Suka

  2. wah… akhirny bisa baca after story ny.
    bener-bener suka deh sama scene ny kyu dan hyura.

    Suka

  3. Sita Destiati

    seandainyaa masih ada lanjutannyaaaa~ bagus sekali eonni ceritanya (y)

    Suka

  4. Emng acting adlh bakatnya Hyura,,,jd ya gtu deh hehehe
    Kyu jd tmbh over protectif aja n tmbh romantissss

    Suka

  5. Akhir ny khdupan mreka sempurna …
    Saling mencintai dan tambah so sweet andaikan ada klanjutan crita ny nii pasti kren…

    Suka

Tinggalkan komentar